gambar dari sini |
Hallyu Wave mengacu pada meningkatnya popularitas budaya Korea Selatan (Korsel) secara global sejak tahun 1990an. Hallyu mengacu pada negara Korea sementara wave yang berarti gelombang, melambangkan penyebarannya yang berjalan dengan cepat. Terminologi ini pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis Beijing, mengingat tingginya animo akan musik serta drama Korea pada saat itu di Cina.
Sebagai seseorang yang jatuh hati pada musik Korea, tentu informasi ini bukan suatu hal yang baru untuk saya. Tahun 2018 lalu pada perjalanan solo saya ke Seoul, saya mencoba mencari tahu lebih jauh tentang Hallyu Wave terkait sejarah dan keadaan aktual saat ini.
Tujuan solo travelling saya adalah menonton konser beberapa artis Korea yang jarang mengadakan konser di Indonesia. Saat sedang mencari lokasi tempat tinggal, saya menemukan area menarik untuk dikunjungi, Digital Media City (DMC). Mendengar namanya saja membuat penasaran, apalagi mengetahui seperti apa sebenarnya lokasinya. Mengingat salah satu konser yang akan saya datangi berlokasi di Seoul World Cup Stadium, tidak jauh dari DMC, saya memutuskan untuk menginap di area sekitarnya.
DMC terletak di Sangam-dong, Mapo-gu, tidak jauh dari kawasan ramai Hongdae. Kawasan ini terkenal karena banyaknya stasiun televisi Korea Selatan, nasional maupun swasta, yang menjadikan lokasi ini sebagai basisnya. Beberapa agensi manajemen hiburan Korea pun memiliki kantor pusat di kawasan ini. Apabila dianalogikan, mungkin seperti Mega Kuningan di Jakarta, area prestise tempat banyak kantor bertempat.
Berikut ada sedikit gambaran singkat berbagai macam kantor stasiun televisi, yang terdapat di area DMC yang sempat saya dokumentasikan.
Seru ya?
Sebagian besar stasiun televisi terbesar yang beroperasi di Korea Selatan ada disini. Tidak hanya stasiun televisi, terdapat pula lokasi teater untuk tempat pertunjukkan, ruang siaran radio yang terbuka untuk dilihat masyarakat umum, dinding grafiti sejarah perjalanan salah satu stasiun televisi hingga taman serta toko suvenir yang merujuk pada bagian dari fenomena Hallyu Wave.
Saya berjalan menelusuri setiap ruas jalan di DMC dengan perasaan kagum. Sungguh Korsel sangat memperhatikan aspek dunia hiburan dengan penuh perhatian. Berjalan di DMC saya mengingat-ingat tentang detail tempat ini yang sepertinya cukup familiar. Hanya mengelilingi tempat ini saja, saya dapat merasakan area drama Korea yang cukup kental. Terdapat satu toko suvenir dikhususkan untuk menjual merchandise dari drama-drama yang diproduksi salah satu stasiun televisi. Tepat di depan toko suvenir tersebut, terdapat MBC Park, dimana banyak patung kertas serta beberapa peralatan yang berasal dari berbagai drama yang diproduksi MBC berada.
Sekitar beberapa meter ke arah jalan besar, satu toko suvenir lainnya yang menjual semua pernak-pernik terkait satu acara televisi yang tengah populer saat itu, Produce 101, berlokasi. Toko ini benar-benar hanya menjual benda-benda yang terkait acara tersebut, mulai dari replika seragam yang digunakan hingga alat-alat tulis. Mereka bahkan menyediakan modifikasi seragam dalam bentuk kaus atau set untuk keluarga.
Sungguh mengagumkan bagaimana seriusnya Korsel dalam memaksimalkan euforia satu drama, atau bahkan satu acara khusus. Terlihat betapa besar investasi yang mereka keluarkan untuk melakukan semua promosi. Namun tentu saja hal itu memiliki timbal balik yang besar untuk mereka sendiri di masa depan, salah satu buktinya adalah semakin berkembangnya popularitas budaya Korea di dunia.
Satu yang membuat saya lebih kagum lagi, adalah profesionalitas dari para staf yang ada di lokasi. Mengingat faktor bahasa yang berbeda, saya tidak mengharapkan akan dapat berkomunikasi dengan lancar saat berkunjung melihat-lihat area sekitar DMC. Tapi ternyata saya salah. Memasuki dua toko suvenir tersebut, misalnya, para penjaganya memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik. Setidaknya mampu menanyakan pertanyaan standar seperti apa yang saya cari, atau menjelaskan harga yang ditawarkan. Tentunya ini adalah satu usaha yang cukup besar, mengingat butuh perjuangan tersendiri bagi masyarakat Korea untuk dapat berbahasa Inggris. Mengingat cara penulisan dan pengucapan Bahasa Inggris berbeda jauh dengan Hangeul, bahasa lokal yang mereka gunakan.
Berpadunya keseriusan para pelaku bisnis yang terlibat dalam lingkaran Hallyu Wave, ditambah profesionalitas sumber daya manusianya, secara tidak langsung adalah faktor utama mengemukanya kejayaan budaya Korea di seluruh dunia. Banyak hal yang dapat dipelajari industri hiburan negara lain dari Korsel. Salah satu sumber belajar itu dapat ditemukan di DMC.
---
Cara menuju Digital Media City:
Subway: Turun di stasiun Digital Media City, keluar di Exit nomor 2
Bis: Bis nomor 7711 atau 7730 dan turun tepat di depan Nuridream Square atau DMC Gallery.
0 comments:
Post a Comment